Ilmuwan menemukan bahwa ular boa konstriktor mempunyai kemampuan untuk merasakan denyut jantung mangsa. Penemuan dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters yang terbit bulan ini.
Penemuan itu terungkap setelah ilmuwan melakukan eksperimen dengan ular boa konstriktor, tikus mati dan jantung palsu yang terbuat dari kantung berisi air dan disambungkan ke selang, menjadi simulasi jantung dan pembuluh darah.
Jantung palsu dipasang di tikus yang telah mati. Selanjutnya, ilmuwan membiarkan ular memangsa tikus ini. Dalam waktu tertentu, detakan jantung palsu bisa dimatikan dengan remote control. Untuk mengukur kuat lilitan dan tekanan ular, ilmuwan juga menaruh sensor pada tikus mati.
Ilmuwan mendapatkan fakta bahwa ular boa konstriktor baru melepaskan mangsanya ketika sudah mati atau detak jantungnya berhenti. Ketika ilmuwan mempertahankan jantung palsu berdetak lebih lama, mereka menemukan bahwa ular boa konstriktor juga melilit lebih lama.
Scott Boback dari Dickinson College, Universitas Pennsylvania, seperti dikutip BBC, Rabu (18/1/2012) mengatakan, "Selama melilit, ular sebenarnya merasakan detak jantung mangsanya."
Ia menambahkan, "Banyak dari kita yang berpikir bahwa ular adalah pembunuh berani, tidak punya fungsi kompleks seperti yang dimiliki vertebrata yang lebih tinggi. Kami menemukan sebaliknya dan menduga bahwa sensitivitas yang luar biasa ini adalah kunci kesuksesan seluruh bangsa ular."
Ular perlu merasakan detak jantung mangsa untuk efisiensi energi. Ketika sudah tahu mangsa mati, lilitan dilonggarkan sehingga lebih sedikit energi yang dikonsumsi.
Sumber : Kompas.com
Comments
Post a Comment
Isi Komentar kamu untuk Posting ini!!