Skip to main content

Perbedaan Genetik Sebagai Pendorong Isolasi Reproduktif



Rabu, 6 Juli 2011 - "Isolasi reproduksi spesies salamander 'cincin' ini tampaknya karena proses semacam jangka waktu dalam isolasi geografis yang terkait dengan divergensi genetik secara keseluruhan."
Salamander tanpa paru-paru (Ensatina eschscholtzii) tinggal di daerah berbentuk tapal kuda di California (sebuah ‘cincin’) yang mengitari pusat lembah . Spesies ini merupakan contoh aksi evolusi, selagi populasi tetangganya mungkin dapat berkembang biak, dua populasi di ujung lengan tapal kuda secara efektif tidak dapat bereproduksi.
Penelitian baru yang dipubilkasikan dalam akses terbuka BioMed Central jurnal BMC Evolutionary Biology menunjukkan bahwa isolasi reproduktif ini didorong oleh perbedaan genetik, bukan adaptasi pada habitat ekologi yang berbeda.
Para peneliti menggunakan variasi genetik untuk menentukan 20 populasi salamander yang berbeda dan terfokus pada rincian di 13 zona di mana populasi yang mampu berkembang biak silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi populasi salamander berkaitan dengan perbedaan genetik yang signifikan, baik inti maupun mitokondria, dan juga dengan perbedaan ekologi yang kuat, pada tanaman dan iklim dalam habitat mereka.
Namun kemampuan untuk berkembang biak silang tersebut hanya terkait dengan perbedaan inti. Pada zona kontak di sekitar cincin, 75% salamander adalah hibrida, termasuk generasi kedua dan yang bersilang ke populasi induk, namun pada ujung-ujung cincin hanya 5,7% yang hibrida dan semuanya adalah generasi pertama hibrida F1 yang jarang direproduksi.
Dr. Pereira mengatakan, “Bukti dari E. eschscholtzii ini menunjukkan bahwa lingkungan ekologi, yang dapat mendorong pembentukan spesies, tidak selalu mendorong isolasi reproduktif. Sebaliknya, isolasi reproduksi spesies salamander ‘cincin’ ini tampaknya karena proses semacam jangka waktu dalam isolasi geografis yang terkait dengan divergensi genetik secara keseluruhan.”


Comments