Skip to main content

Keragaman Spesies Mekongga Memukau Dunia


KENDARI, KOMPAS.com — Tim peneliti dari University of California-Davis, Amerika Serikat, terpukau dengan beragamnya keanekaragaman hayati yang mereka temukan di Pegunungan Mekongga, Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian sementara, tim tersebut menyimpulkan bahwa Pegunungan Mekongga merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia.
"Selama penelitian di Mekongga, kami menyaksikan keanekaragaman (hayati) yang luar biasa," kata Professor Lynn Kimsey, Sabtu (23/7/2011). Lynn merupakan salah satu ahli entomologi (serangga) yang selama sebulan terakhir melakukan penelitian bersama tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Pegunungan Mekongga.
Lynn menambahkan, selama meneliti di pegunungan yang terletak di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara, Sultra, itu ia berhasil mengumpulkan 100.000 sampel serangga. Dari jumlah itu, Lynn memprediksi separuhnya merupakan jenis baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Direktur Bohart Museum UC-Davis tersebut juga menambahkan, dibandingkan beberapa tempat yang pernah ditelitinya, seperti Cile, Panama, Papua, dan Australia, serangga-serangga yang ditemukan di Mekongga memiliki karakter unik. "Misalnya, kami menemukan lebah raksasa terbesar di dunia (sepanjang 4 cm) yang tak ditemukan di tempat lain," ujarnya.
Selama sebulan terakhir, tim gabungan LIPI dan UC-Davis ini melakukan penelitian lanjutan di Pegunungan Mekongga dalam kerangka International Cooperative Biodiversity Group-Indonesia yang telah berlangsung sejak 2009. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendata keanekaragaman hayati Pegunungan Mekongga dan melihat prospek flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan, sumber energi, ataupun penanganan hama penyakit.
Selain Lynn, terdapat dua ahli lainnya dari UC-Davis, yakni Bob Kimsey (entomologi) dan Alan Thomas Hitch (ekologi vertebrata). Adapun tim dari LIPI terdiri dari 18 ahli flora dan fauna, seperti ahli mamalia, tumbuhan, reptil, burung, dan ikan, yang salah satu pemimpin timnya adalah ahli botani LIPI, Elizabeth A Widjaja.

Aneka Biota Langka di Mekongga
Lebih dari 10 biota air tawar langka ditemukan peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di kawasan Pegunungan Mekongga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan temuan ini, peneliti LIPI menganjurkan agar kawasan Pegunungan Mekongga harus dilindungi.
Studi peneliti LIPI, Reny Kurnia Hadiaty, sementara ini mendata ada 13 biota langka di kawasan sungai Pegunungan Mekongga. Daisy Wowor, peneliti LIPI, mengatakan, sebagian besar biota itu termasuk krustasea. "Untuk dua jenis biota air tawar, udang dan kepiting, kami belum melihat atau menemukan data yang sama dengannya di wilayah ekosistem lain, di luar kawasan Pegunungan Mekongga, sehingga kami masih perlu menelitinya lebih lanjut," tutur Daisy.
Namun, menurut dia, mereka harus membandingkan dengan jenis spesies lain yang pernah ditemukan di perairan air tawar Pulau Sulawesi meski dugaan sementara terhadap hasil penelitian adalah biota-biota ini merupakan temuan baru.
Reny pun menambahkan, "Kawasan Pegunungan Mekongga ini harus dilindungi karena menyimpan potensi yang sangat berarti bagi kehidupan manusia dan kepentingan ilmu pengetahuan. Ada indikasi perkembangan populasi biota air tawar di kawasan terancam karena ulah masyarakat mengeksploitasi sumber daya alam ini dengan cara tidak ramah lingkungan."


Comments