Skip to main content

Spesies Kuno Ditemukan di Kedalaman Great Barrier Reef




Beberapa ilmuwan Australia menemukan kehidupan laut prasejarah yang aneh pada ratusan kilometer di bawah "Great Barrier Reef", dalam satu misi yang tak pernah dilakukan sebelumnya untuk mendokumentasikan spesies yang terancam akibat pemanasan samudra.
Berbagai makhluk purba seperti ikan hiu, ikan raksasa yang mengandung minyak ikan, kumpulan hewan berkulit keras, dan spesies cumi-cumi primitif yang hidup di dalam tempurung yang disebut nautilus termasuk di antara kehidupan mempesona yang ditangkap oleh kamera yang dikendalikan dari jauh di Osprey Reef.
Pemimpin peneliti Justin Marshall, Kamis (15/7), mengatakan, timnya juga telah menemukan beberapa spesies ikan yang tak dikenal, termasuk "ikan hiu prasejarah enam-insang". Temuan itu berkat penelitian menggunakan kamera khusus yang sensitif terhadap cahaya suram dan dirancang untuk menjaring dasar samudra.
"Sebagian hewan yang telah kami saksikan adalah jenis yang kami perkirakan, sebagian lagi tak kami duga, dan sebagian hewan itu belum kami identifikasi," kata Marshall, dari University of Queensland.
"Ada ikan hiu yang benar-benar tidak kami duga, yang mirip `false cat shark`, yang sungguh-sungguh memiliki sirip belakang yang aneh," kata Marshall sebagaimana dikutip oleh kantor berita Prancis, AFP.
Tim tersebut menggunakan kepala tuna di ujung tongkat untuk menarik perhatian semua hewan itu, yang hidup jauh di bawah jangkauan cahaya.
Marshall mengatakan penelitian tersebut telah jadi makin mendesak akibat tumpahan minyak baru-baru ini yang mempengaruhi "Great Barrier Reff", yang terdaftar sebagai warisan dunia, dan meningkatnya ancaman terhadap keragaman hayatinya akibat pemanasan dan oksidasi samudra di dunia.
"Salah satu yang ingin kami lakukan dengan meneliti kehidupan di laut dalam ialah menemukan apa yang ada di sana, sebelum kita menghapuskannya," kata Marshall kepada AFP.
"Kami memang tidak mengetahui kehidupan apa yang ada di bawah sana, dan kamera kami sekarang dapat merekam prilaku dan kehidupan di biosfir terbesar Australia, laut dalam tersebut," katanya.
Para ilmuwan sudah memperingatkan bahwa daya tarik areal seluas 345.000 kilometer persegi itu menghadapi ancaman serius, karena pemanasan global dan habisnya bahan kimiawi mengancam akan membunuh spesies laut dan mengakibatkan penyebaran penyakit.
Kapal batu bara China Shen Neng 1 mengoyak luka sepanjang tiga meter di terumbu karang tersebut ketika kapal itu kandas sewaktu berusaha mengambil jalan pintas pada 3 April. Akibat peristiwa tersebut, berton-ton minyak tersebar di lahan pembiakan dan suaka alam terkenal itu.
Sebanyak 200.000 liter bahan bakar berat tersembur ke perairan di sebelah selatan terumbu karang tersebut pada Maret, ketika beberapa kapal peti kemas yang dipenuhi pupuk jatuh dari Pacific Adventurer, yang berbendera Hong Kong, selama amukan badai. Lambung kapal itu bolong.
Itu adalah tumpahan minyak terburuk yang pernah dialami Australia.
Marshall mengatakan kamera penelitian sekarang akan dikirim ke Teluk Meksiko, yang menghadapi kebocoran minyak, untuk memantau dampak kebocoran minyak terhadap kehidupan laut di sana.
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/07/18/brk,20100718-264232,id.html


Old Species Found in the depth of the Great Barrier Reef
Some Australian scientists discovered a strange prehistoric marine life in hundreds of kilometers below the "Great Barrier Reef", in a mission that was never done before to document an endangered species because of warming oceans.
Various ancient creatures such as sharks, giant fish that contain fish oil, a collection of crustaceans, and squid species that live in the primitive shell called the nautilus are among the fascinating life captured by remote-controlled cameras at Osprey Reef.
Lead researcher Justin Marshall, on Thursday (15 / 7), said the team also has discovered several unknown species of fish, including the "six prehistoric shark-gill". The findings of research thanks to using a special camera that is sensitive to dim light and is designed to capture the ocean floor.
"Some animals we've seen is the kind we expected, some we did not expect, and some animals that we have not identified," said Marshall, of the University of Queensland.
"There's a shark that actually we do not expect, that similar to` false `cat shark, which is really strange having the rear fin," Marshall said as quoted by French news agency AFP.
The team uses the tuna head on the end of the stick to attract the attention of all the animals, who live far below the reach of light.
Marshall said the research has become increasingly urgent due to recent oil spills that affect the "Great Barrier Reff", which is listed as world heritage, and the increasing threats to biodiversity due to heating and oxidation of the world's oceans.
"One we wanted to do with researching deep-sea life is to discover what was there, before we abolish them," said Marshall told AFP. "We do not know what lives down there, and our
he said.
Scientists have warned that the attractiveness of an area of 345,000 square kilometers was facing a serious threat because of global warming and endless chemicals threatened to kill marine species and lead to the spread of disease.
Chinese coal ship Shen Neng an injury during the three-meter rip in the coral reef when the ship ran aground while trying to take shortcuts on April 3. As a result of these events, many tons of oil spread over the land of breeding and the famous nature reserve.
Of 200,000 liters of heavy fuel ejected into the waters south of the coral reef in March, when some container ships full of fertilizer fell from the Pacific Adventurer, the flag of Hong Kong, during the raging storm. The hull was perforated.
It was the worst oil spill ever experienced in Australia.
Marshall said the present study camera will be sent to the Gulf of Mexico, who faces oil leak, to monitor the impact of the oil leak on marine life there.

Comments