Skip to main content

Perkembangbiakan dan Perbanyakan Melalui Biji




Tumbuhan berkembang biak dengan dua cara: 1. Secara Aseksual (Vegetatif) dan 2. Secara Seksual dengan pembentukan biji. Perkembangbiakan  secara vegetatif, seperti melalui akar, penting untuk perkembangbiakan beberapa jenis tanaman berdaun pendek (Misal: popullus spp. Dan Casuarinas pp). dan beberapa jenis seperti Populus dan Salix yang secara tradisional diperbanyak dengan cara vegetatif dengan cara stek akar. Selama dekade terakhir, teknik perbanyakan vegetatif dengan sekala besar telah berhasil dengan materi genetik yang telah dimuliakan, misalnya pertanaman klonal pinus hibrida di Australia (Walker and Haines, 1996). Perbanyakan vegetatif juga menjadi populer untuk memperbanyak pohon yang bijinya sulit diperoleh seperti pada jenis-jenis Depterocarpa (Kantarli, 1993). Tetapi perbanyakan melalui biji tetap meruopakan metode dasar perbanyakan tanaman di daerah sedang (Temperate) sebagai halnya di daerah tropis. Biji mempunyai keunikan dalam perkembangbiakan alami dan perbanyakannya karena:
  1. Biji mempunyai susunan genetik yang unik, yang dihasilkan dari pencampuran materi genetik (dengan persilangan materi kromosom selama proses miosis dalam ovula dan tepung sari dan kombinasi gamet selama proses pembuahan). Hasilnya adalah variasi genetik dari keturunannya, yang selanjutnya meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
  2. Biji biasanya dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah tersedia, setiap tahun atau pada interval waktu yang lebih panjang.
  3. Biji (biasanya) merupakan satu bentuk tanaman yang kecil, mengandung hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Terkecuali biji lebih resisten terhadap kerusakan dan tekanan lingkungan dari pada bahan vegetatif.
  4. Kebanyakan biji dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama pada kondisi kering dan dingin.

Ilmu pengetahuan biologi biji mencakup perkembangan dan fisiologi sampai biji berkecambah atau gagal tumbuh. Pengetahuan biologi biji penting untuk pengelolaan sumber benih yang benar sebagaimana penanganan benih itu sendiri.
Dalam konteks regenerasi, hanya satu biji tumbuh (atau dua jika jenisnya dioecious/berumah dua) dan diperlukan untuk penggantian pohon induk. Sedangkan pohom induk dapat memproduksi biji yang berlimpah. Pohon Ecalyptus camaldulensis yang sudah dewasa dapat menghasilkan jutaan biji bahkan lebih per tahun sampai ratusan tahun. Produksi biji per tahun dapat menghutankan beberapa ratus hektar. Meskipun produksi benih lebih rendah pada kebanyakan jenis lain, namun hal ini tidak pernah merupakan faktor pembatas dalam regenerasi (permudaan) alami. Setiap jenis berpotensi menjadi pohon yang tumbuh dewasa, tetapi di alam, kebanyakan benih yang dihasilkan akan mati/ tidak tumbuh karena: gagal tersebar, dimakan binatang, serangan hama dan penyakit, kemunduran secara alami, kegagalan berkecambah dan lain-lain.
Pada penanganan benih tanaman hutan, yang diinginkan adalah terkumpulnya sebanyak mungkin benih yang dapat berkecambah dan tumbuh. Tujuan penanganan benih ini bertujuan untuk mendapatkan keberhasilan tumbuh yang tinggi. Penanganan benih mencangkup serangkaian prosedur yang dimulai dengan seleksi sumber benih dengan kualitas terbaik, pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan benih, perlakuan awal terhadap perkecambahan. Setiap rangkaian proses ini mengandung resiko kegagalan dan rangkaian resiko tersebut adalah sama pentingnya (meskipun tidak sama sensitifnya). Jika benih mati dengan penanganan yang tidak hati-hati selama pengumpulan dan pemosesan, meskipun penyimpanan sangat baik, kondisi perlakuan awal atau perkecambahan tidak akan menghidupkannya kembali. Jika biji mati selama prosedur penanganan berlangsung, seluruh usaha sebelumnya akan sia-sia. Meskipun demikian, beberapa prosedur penanganan menjadi mahal jika kegagalan tidak tertolerir selama proses tersebut. Dalam beberapa kasus, akan lebih ekonomis jika mengumpulkan benih sebanyak mungkin, yang sebagian darinya akan mati, daripada mencoba menyelamatkan semuanya. Keseimbangan ini harus dipertimbangkan dalam setiap keadaan.
Keseluruhan proses penanganan benih adalah dimulai dari pengumpulan benih berkualitas, baik fisiologi maupun genetis. Kualitas genetik benih akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang. Oleh karena biaya operasional penanganan benih hampir sama antara benih berkualitas dengan yang tidak diketahui asal-usul genetisnya, maka penanganan yang lebih mahal pun akan jauh lebih baik jika menggunakan benih yang berkualitas. 

Perkembangbiakan dan Perbanyakan Melalui Biji

Tumbuhan berkembang biak dengan dua cara: 1. Secara Aseksual (Vegetatif) dan 2. Secara Seksual dengan pembentukan biji. Perkembangbiakan  secara vegetatif, seperti melalui akar, penting untuk perkembangbiakan beberapa jenis tanaman berdaun pendek (Misal: popullus spp. Dan Casuarinas pp). dan beberapa jenis seperti Populus dan Salix yang secara tradisional diperbanyak dengan cara vegetatif dengan cara stek akar. Selama dekade terakhir, teknik perbanyakan vegetatif dengan sekala besar telah berhasil dengan materi genetik yang telah dimuliakan, misalnya pertanaman klonal pinus hibrida di Australia (Walker and Haines, 1996). Perbanyakan vegetatif juga menjadi populer untuk memperbanyak pohon yang bijinya sulit diperoleh seperti pada jenis-jenis Depterocarpa (Kantarli, 1993). Tetapi perbanyakan melalui biji tetap meruopakan metode dasar perbanyakan tanaman di daerah sedang (Temperate) sebagai halnya di daerah tropis. Biji mempunyai keunikan dalam perkembangbiakan alami dan perbanyakannya karena:
  1. Biji mempunyai susunan genetik yang unik, yang dihasilkan dari pencampuran materi genetik (dengan persilangan materi kromosom selama proses miosis dalam ovula dan tepung sari dan kombinasi gamet selama proses pembuahan). Hasilnya adalah variasi genetik dari keturunannya, yang selanjutnya meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
  2. Biji biasanya dihasilkan dalam jumlah besar dan mudah tersedia, setiap tahun atau pada interval waktu yang lebih panjang.
  3. Biji (biasanya) merupakan satu bentuk tanaman yang kecil, mengandung hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Terkecuali biji lebih resisten terhadap kerusakan dan tekanan lingkungan dari pada bahan vegetatif.
  4. Kebanyakan biji dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama pada kondisi kering dan dingin.

Ilmu pengetahuan biologi biji mencakup perkembangan dan fisiologi sampai biji berkecambah atau gagal tumbuh. Pengetahuan biologi biji penting untuk pengelolaan sumber benih yang benar sebagaimana penanganan benih itu sendiri.
Dalam konteks regenerasi, hanya satu biji tumbuh (atau dua jika jenisnya dioecious/berumah dua) dan diperlukan untuk penggantian pohon induk. Sedangkan pohom induk dapat memproduksi biji yang berlimpah. Pohon Ecalyptus camaldulensis yang sudah dewasa dapat menghasilkan jutaan biji bahkan lebih per tahun sampai ratusan tahun. Produksi biji per tahun dapat menghutankan beberapa ratus hektar. Meskipun produksi benih lebih rendah pada kebanyakan jenis lain, namun hal ini tidak pernah merupakan faktor pembatas dalam regenerasi (permudaan) alami. Setiap jenis berpotensi menjadi pohon yang tumbuh dewasa, tetapi di alam, kebanyakan benih yang dihasilkan akan mati/ tidak tumbuh karena: gagal tersebar, dimakan binatang, serangan hama dan penyakit, kemunduran secara alami, kegagalan berkecambah dan lain-lain.
Pada penanganan benih tanaman hutan, yang diinginkan adalah terkumpulnya sebanyak mungkin benih yang dapat berkecambah dan tumbuh. Tujuan penanganan benih ini bertujuan untuk mendapatkan keberhasilan tumbuh yang tinggi. Penanganan benih mencangkup serangkaian prosedur yang dimulai dengan seleksi sumber benih dengan kualitas terbaik, pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan benih, perlakuan awal terhadap perkecambahan. Setiap rangkaian proses ini mengandung resiko kegagalan dan rangkaian resiko tersebut adalah sama pentingnya (meskipun tidak sama sensitifnya). Jika benih mati dengan penanganan yang tidak hati-hati selama pengumpulan dan pemosesan, meskipun penyimpanan sangat baik, kondisi perlakuan awal atau perkecambahan tidak akan menghidupkannya kembali. Jika biji mati selama prosedur penanganan berlangsung, seluruh usaha sebelumnya akan sia-sia. Meskipun demikian, beberapa prosedur penanganan menjadi mahal jika kegagalan tidak tertolerir selama proses tersebut. Dalam beberapa kasus, akan lebih ekonomis jika mengumpulkan benih sebanyak mungkin, yang sebagian darinya akan mati, daripada mencoba menyelamatkan semuanya. Keseimbangan ini harus dipertimbangkan dalam setiap keadaan.
Keseluruhan proses penanganan benih adalah dimulai dari pengumpulan benih berkualitas, baik fisiologi maupun genetis. Kualitas genetik benih akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang. Oleh karena biaya operasional penanganan benih hampir sama antara benih berkualitas dengan yang tidak diketahui asal-usul genetisnya, maka penanganan yang lebih mahal pun akan jauh lebih baik jika menggunakan benih yang berkualitas.



Breeding and Propagation Through Seeds
Plants reproduce by two means: 1. By Asexual (Vegetative) and 2. In Sexual with seed formation. Through vegetative propagation, such as via the roots, it is important for the proliferation of several types of short-leaved plants (eg popullus spp. And Casuarinas pp.) and some species such as Populus and Salix are traditionally propagated by vegetative cuttings root manner. During the last decade, vegetative propagation techniques with large scale has been successful with the genetic material that has been glorified, such as planting of pine clonal hybrids of Australia (Walker and Haines, 1996). Vegetative propagation also become popular to augment tree seeds is difficult to obtain as in the types Depterocarpa (Kantarli, 1993). But through seed multiplication remains meruopakan basic methods of plant propagation area is (temperate) as well as in the tropics. Seeds have a uniqueness in a natural breeding and perbanyakannya because:
1.      Seeds have a unique genetic makeup, which is produced from the mixing of genetic material (with material crosses chromosome during miosis in the ovules and pollen and a combination of gametes during the fertilization process.) The result is that genetic variation of offspring, which further increase the ability of adaptation to the environment.
2.      Seeds are usually produced in large quantities and easily available, every year or at longer intervals.
3.      Seeds (usually) is a form of small plants, containing nutrients needed for plant growth. With the exception of seeds more resistant to damage and environmental stress than vegetative material.
4.      Many seeds can be stored in a longer time in the dry and cold.

The science involves the development of seed biology and physiology until the seeds germinate or failure to thrive. Biological knowledge is important seeds for the correct management of seed sources as the handling of the seed itself.
In the context of regeneration, only one seed to grow (or two if its kind dioecious / married two) and is required for the replacement of the parent tree. While pohom parent can produce abundant seed. Ecalyptus camaldulensis trees grown to produce millions of seeds is even more a year to hundreds of years. Production of grain per year to menghutankan several hundred acres. Although seed production was lower in most other species, but this is never a limiting factor in the regeneration (regeneration) naturally.
Each type has the potential to be a tree that grew up, but in nature, most of the seeds produced will die or not grow because: failed to spread, eaten by animals, insects and diseases, natural deterioration, failure to germinate and others.
On the handling of forest seeds, which is gathering as much unwanted seeds that can germinate and grow up. The purpose of the seed treatment was aimed to obtain high growth success. Handling seed covers a series of procedures that begins with the selection of seed sources with the best quality, collection, processing, storage of seeds, initial treatment on germination. Each series of this process is the risk of failure and a series of these risks are equally important (though not as sensitive). If the seed does not die with the handling with care during the collection and pemosesan, although very good storage, pretreatment conditions or germination will not turn back. If the seeds to die during handling procedures take place, all previous attempts would be futile.
Nonetheless, several procedures for handling become expensive if the failure is not tertolerir during the process. In some cases, be more economical if you collect seed as much as possible, that some of them will die, rather than trying to save everything. This balance should be considered in any circumstances.
The entire process of handling the seed is the beginning of the collection of quality seeds, both physiologically and genetically. Genetic quality of seed will have an effect on plant growth in the long term. Therefore operating costs nearly the same seed handling between seed quality with an unknown genetic origin, then the more expensive treatment would be much better if you use the seed quality.




Comments