Skip to main content

Bekantan

 

 

Salah satu ciri khas satwa jenis kera yang umum kita ketahui adalah bahwa kera berhidung pesek, tetapi ternyata ada juga Jenis kera yang berhidung mancung, Bekantan namanya, merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia).

Bekantan (Nasalis larvatus), dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey, di Kalimantan dikenal dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar, Seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan.

 

Perbedaan Antara Jantan Dan Betina

Jantan: Rambut pipi bagian belakang berwarna kemerah-merahan, bentuk hidung lebih mancung

Betina: Rambut pipi bagian belakang berwarna kekuning-kuningan, bentuk hidung lebih kecil

Masa kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 20 ekor.

Bekantan aktif pada siang hari dan umumnya dimulai pagi hari untuk mencari makanan berupa daun-daunan dari pohon rambai/pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), beringin (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum), dan lain-laian.

Pada siang hari Bekantan menyenangi tempat yang agak gelap/teduh untuk beristirahat. Menjelang sore hari, kembali ke pinggiran sungai untuk makan dan memilih tempat tidur. Bekantan pandai berenang menyeberangi sungai dan menyelam di bawah permukaan air.

 

Klasifikasi ilmiah.

Kerajaan: Animalia;

Filum: Chordata;

Kelas: Mammalia;

Ordo: Primata;

Famili: Cercopithecidae;

Upafamili: Colobinae;

Genus: Nasalis;

Spesies: Nasalis larvatus

 

 

Proboscis Monkey

One characteristic common wildlife species of monkeys who we know was that the pug-nosed monkeys, but it turns out there is also a type of long noses monkey, proboscis monkey name suggests, is a species endemic to the island of Kalimantan (Indonesia, Brunei and Malaysia.)

Proboscis Monkey (Nasalis larvatus), in English called the Long-nosed Monkey or proboscis Monkey, in Borneo Apes known as the Netherlands, Pika, Bahara Span, Raseng and Kahau. is a kind of ape that has the characteristic long nose and big, like other primates, almost all parts of his body covered by hair (feathers), head, neck, back and shoulders yellowish brown to reddish brown, sometimes brown old. Chest, belly and white tail gray and yellowish white.

 

Differences Between Males And Females

Male: Hair rear cheeks reddish color, nose shape is more sharp

Females: Hair rear cheeks yellowish, smaller nose shape

Gestational age 166 days or 5-6 months and just gave birth to 1 (one) for the royal family. After 4-5 years old are considered adults. Proboscis monkey live in groups / sub groups. Each group was led by a male Proboscis Monkey is big and strong. Usually in a group numbering about 10 to 20 fish.

Proboscis Monkey is active by day and generally start the morning to look for food in the form of leaves from trees rambai / pedada (Sonneratia alba), ketiau (Genus motleyana), banyan (Ficus sp), lenggadai (Braguiera parviflora), piai (Acrostiolum aureum) , and other-judgments.

By day Proboscis Monkey enjoyed a slightly dark / shade to relax. By late afternoon, return to the riverside to eat and a bed. Proboscis Monkey swim across the river and dive under the water surface.

 

Scientific classification.

Kingdom: Animalia;

Phylum: chordates;

Class: mammals;

Order: Primates;

Family: Cercopithecidae;

Upafamili: Colobinae;

The genus: Nasalis;

Species: Nasalis larvatus

Comments