Skip to main content

14 Spesies Mamalia Paling Langka & Unik yang Nyaris Punah

Zoological Society of London kembali meluncurkan daftar EDGE (Evolutionarily Distinct, Globally Endangered) 2010, setelah terakhir update pada tahun 2007 lalu. EDGE ini merupakan daftar hewan-hewan yang statusnya terancam punah, bahkan beberapa mungkin sudah punah.
Berikut ini adalah 14 spesies mamalia teratas menurut daftar EDGE yang paling langka :

1. Ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni)

2. Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijnii) 


 

Ekidna moncong panjang timur dan barat punya fitur yang unik, yakni perpaduan antara mamalia dan reptil. Keduanya juga nyaris punah akibat perburuan dan kehilangan habitat, akibat aktivitas pertambangan, pertanian dan penebangan liar.

3. Ekidna moncong panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi)

 

Dari seluruh spesies ekidna moncong panjang, ekidna moncong panjang Sir David adalah yang paling kecil dan mungkin paling terancam punah. Spesies ini awalnya dikenali dari sebuah spesimen yang ditemukan pada tahun 1961, yang kemudian dipercaya telah punah, hingga kemudian tim EDGE menemukan bukti bahwa spesies ini masih bertahan pada tahun 2007. Distribusi dari ketiga spesies ekidna ini terletak di Papua dan Papua Nugini.

4. Greater Short-Tailed Bat (Mystacina robusta)

 

Kelelawar ekor pendek yang terbesar di New Zealand ini kemungkinan sudah punah menyusul kedatangan orang Eropa disana sejak 200 tahun lalu. Tidak seperti saudara dekatnya, lesser short-tailed bat, spesies ini lebih banyak menghabiskan waktu di tanah, sehingga rentan terhadap serangan predator seperti tikus.
Belum ada penampakan kelelawar ini sejak tahun 1967. Ada laporan yang terdengar, namun sulit untuk diverifikasi karena area yang dilaporkan ini dimiliki oleh suku lokal Maori, dan sulit untuk memperoleh izin masuk daerah tersebut.

5. Baiji (Lipotes vexillifer)

 

Baiji, atau lumba-lumba di Sungai Yangtze, kemungkinan sudah punah, karena hanya 13 saja yang ditemukan selama survei populasi antara 1997 dan 1999. Survei terbaru yang dilakukan tidak berhasil menemukan satupun baiji yang tersisa di sungai tersebut.

Sungai Yangtze yang sangat ramai ini mengakibatkan Baiji kehilangan habitatnya dan populasinya menurun drastis, akibat aktivitas pemancingan maupun polusi limbah.

6. Mountain Pygmy Possum (Burramys parvus)

 

Spesies ini merupakan jenis marsupial unik yang awalnya hanya diketahui dari fosilnya saja, hingga kemudian ditemukan pada tahun 1966 pada sebuah resort ski di Victoria.

Ia merupakan salah satu dari pygmy possum terbesar di Australia, dan merupakan mammalia kecil yang umurnya terpanjang di dunia, dimana betinanya bisa mencapai usia lebih dari 12 tahun. Sayangnya, kehadiran industri resort ski yang menjamur di Australia mengakibatkan possum kecil ini kehilangan habitatnya hingga kini nyaris punah.

7. Solenodon Kuba (Solenodon cubanus)

8. Solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus)

Solenodon memang rupanya mirip dengan tikus, tapi mereka tidak seperti tikus sama sekali. Solenodon ini merupakan satu-satunya mamalia yang menginjeksi korbannya dengan racun.

Solenodon hanya terdiri dari dua spesies, yakni Hispaniolan solenodon yang ditemukan di Kepulauan Hispaniola dan Cuban solenodon yang distribusinya di Kuba.

Sebelum kolonisasi orang Eropa, spesies ini merupakan predator yang dominan di habitatnya, namun seiring berjalannya waktu, mereka kalah dengan predator baru semacam anjing, kucing dan luwak.

9. Kelinci Riverine (Bunolagus monticularis)

 

Spesies kelinci Riverine ini, berbeda dengan sebagian besar keluarga kelinci lainnya karena satu hal, yakni tidak berkembang biak seperti kelinci. Ketika spesies kelinci pada umumnya bisa membesarkan 12 bayi tiap kali hamil, dan berkali-kali hamil dalam satu musim, kelinci ini hanya bisa membesarkan satu anak dalam satu waktu, dan ia hanya hidup selama 3 atau 4 tahun di alam terbuka. Habitat kelinci ini di gurun Karoo, Afrika, terancam akibat gurun tersebut kerap menjadi lahan pertanian.

10. Badak Bercula Dua Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)

 

Badak bercula dua ini merupakan yang paling kecil dan terancam dari lima jenis spesies badak yang masih bertahan hidup. Spesies ini hidup di pedalaman hutan Asia Tenggara, sebagian besar di Indonesia.
Sayangnya, aktivitas manusia seperti penggundulan hutan mengakibatkan populasinya turun drastis sehingga terancam punah, diestimasikan hanya sekitar 275 ekor yang hidup hingga saat ini.

11. Badak Hitam (Diceros bicornis)

 

Badak hitam dan putih tidak dinamakan berdasarkan warna tubuh, melainkan bentuk bibirnya. Badak hitam punya bibir atas yang mengatup, yang digunakan untuk menarik tumbuhan ke dalam mulutnya.
Spesies ini dikenal berbahaya, sehingga banyak mengalami pembunuhan dibandingkan badak lainnya. Populasi ini mengalami penurunan drastis sebanyak 96% antara tahun 1970 hingga 1992.
Selain itu, berbeda dengan mamalia lainnya, badak membutuhkan kondisi lingkungan yang spesial untuk bisa berkembang biak. Badak betina membutuhkan teman-teman badak betina yang lain untuk menemaninya dalam mengembangbiakkan dan membesarkan badak muda.

12. Wombat Hidung Berbulu dari Selatan (Lasiorhinus krefftii)

 

Hanya tiga spesies wombat yang saat ini masih bertahan hidup, dan ini salah satunya. Wombat merupakan makhluk yang beraktivitas di malam hari, dan kebanyakan dilakukan sendirian. Sepanjang hari, wombat tinggal di dalam lubang, dan baru keluar di malam hari untuk memakan rerumputan.
Wombat banyak kehilangan habitat akibat aktivitas pertanian, serta predator-predator yang diperkenalkan ke Australia, terutama dingo.

13. Onta Bactrian (Camelus ferus)

 

Spesies onta ini dapat dibedakan dari onta Arab dari kedua punuknya. Onta Bactrian ini harus beradaptasi di Gurun Gobi yang ganas, salah satu tempat yang paling berbahaya dan rawan di bumi.
Spesies ini dapat bertahan dari dahaga yang panjang, kekurangan makanan bahkan radiasi pengujian nuklir. Namun, eksistensi mereka kini terancam akibat kompetisi memperebutkan air dan makanan, perburuan serta kehilangan habitat.
Onta ini juga punya adaptasi yang unik dalam menghadapi cuaca ekstrim. Bulunya bisa menjadi sangat tebal ketika musim dingin, sementara nyaris tidak berbulu ketika musim panas. Selain itu, mereka punya kaki yang lembut, yang mirip seperti sepatu salju, untuk mencegahnya terperosok ke dalam pasir gurun.

14. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

 

Dengan tidak lebih dari 60 ekor yang tersisa, badak Jawa atau badak bercula satu kecil ini merupakan spesies badak yang paling langka dibandingkan lainnya. Ia mempunyai cula satu dan kulit yang amat tebal, bahkan disebut-sebut menyerupai besi baja.
Seperti badak lainnya, spesies ini memakan tumbuh-tumbuhan dan kebanyakan menghabiskan waktunya untuk berendam dalam lumpur untuk mendinginkan tubuh.

Meskipun populasinya kini dijaga dalam taman nasional, namun culanya masih banyak diburu, sehingga populasinya masih tetap terancam. Populasinya yang kecil juga mengakibatkan mereka sangat beresiko menghadapi penyakit dan bencana alam yang besar.


14 Most Endangered Mammal Species of Nearly Extinct & Unique
Zoological Society of London re-launch list EDGE (Evolutionarily Distinct, Globally Endangered) 2010, after the last update in 2007. EDGE is a list of animals whose status is threatened with extinction, even some may already be extinct.
Here are the top 14 species of mammals according to the list of the rarest EDGE:
1. Eastern Long-beaked Echidna (Zaglossus bartoni)
2. Western Long-beaked Echidna (Zaglossus bruijnii)
Long-beaked Echidna east and west have a unique feature, namely solidarity between mammals and reptiles. Both are also nearly extinct due to poaching and habitat loss, due to mining activities, agriculture and illegal logging.
3. Sir David's Long-beaked Echidna (Zaglossus attenboroughi)
Of all the species of Long-beaked Echidna, Long-beaked Echidna Sir David is the smallest and perhaps most threatened with extinction. This species was originally identified from a specimen found in 1961, which is then believed to have been extinct, until then EDGE team found evidence that this species still survived in 2007. Distribution of the three species of beaked is located in Papua and New Guinea.
4. Greater Short-Tailed Bat (Mystacina robusta)
The biggest short-tailed bats in New Zealand will probably be extinct following the arrival of Europeans there since 200 years ago. Unlike a close relative, lesser short-tailed bat, this species spend more time on the ground, so vulnerable to attack predators such as rats.
There has been no sightings of this bat since 1967. There are reports that sounded, but it is difficult to verify because of the reported area is owned by the local Maori tribe, and it is difficult to obtain permission to enter the area.
5. Baiji (Lipotes vexillifer)
Baiji, or a dolphin in the Yangtze River, possibly already extinct, since only 13 are found during the survey population between 1997 and 1999. A recent survey conducted failed to find any Baiji in the river left.
Yangtze River has resulted in a very crowded Baiji lose their habitat and the population dropped dramatically, due to fishing activities and waste pollution.
6. Mountain Pygmy Possum (Burramys Parvus)
This species is unique marsupial species that initially only known from fossils only, until then discovered in 1966 at a ski resort in Victoria.
He is one of the largest pygmy possums in Australia, and is the small mammals of an age the longest in the world, where the females can reach more than 12 years of age. Unfortunately, the presence of the ski resort industry that flourished in Australia resulted in small possums are losing their habitat to the now almost extinct.
7. Solenodon Cuba (Solenodon cubanus)
8. Solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus)
Solenodon was apparently similar to the rat, but they do not like rats at all. Solenodon these are the only mammals who injects his victims with poison.
Solenodon consists of only two species, the Hispaniolan solenodon found in the islands of Hispaniola and the distribution solenodon Cuban in Cuba.
Before European colonization, this species is the dominant predators in their habitat, but over time, they lose with such a new predator dogs, cats and mongoose.
9. Riverine rabbit (Bunolagus monticularis)
Riverine rabbit species, unlike most other rabbit families for one thing, that do not breed like rabbits. When the rabbit species in general can raise 12 babies each time pregnant, and pregnant many times in one season, this rabbit can only raise one child at a time, and he only lived for 3 or 4 years in the open. This rabbit habitat in the Karoo desert, Africa, the desert is often threatened due to agricultural land.
10. Two Sumatran rhinoceros (Dicerorhinus sumatrensis)
This two-horned rhino is the smallest, most endangered of the five rhino species surviving. This species lives in the interior forests of Southeast Asia, mostly in Indonesia.
Unfortunately, human activities such as deforestation resulted in population decline drastically so threatened with extinction, it's estimated only about 275 goats which live up to this moment.
11. Black Rhinoceros (Diceros bicornis)    
Black and white rhino is not named for the color of the body, but the form of lips. Black rhinos have upper lips shut, used to draw plants in their mouths.
This species is known to be dangerous, so many experienced homicide than other rhinos. This population decreased drastically by 96% between 1970 to 1992.
In addition, unlike other mammals, rhinos require special environmental conditions in order to multiply. Female rhinos need friends the other female rhino to accompany him in the breeding and raising young rhino.
12. Southern Hairy Nose Wombat (Lasiorhinus krefftii)
Only three species of wombats are currently still survive, and this is one of them. Wombat is a creature who move at night, and mostly done alone. All day long, wombat lives in the hole, and only come out at night to eat grass.
Wombat considerable loss of habitat due to agricultural activities, as well as predators that were introduced into Australia, especially the Dingo.
13. Bactrian camel (Camelus Ferus)
Camel species can be distinguished from Arab camel from both punuknya. Bactrian camel has to be adapted in a ferocious Gobi Desert, one of the most dangerous places on earth and vulnerable.
This species can survive the long thirst, lack of food even nuclear test radiation. However, their existence is threatened due to water and food fight competition, hunting and habitat loss.
Camel also has a unique adaptation in the face of extreme weather. Its fur can be very thick during the winter, while almost no fur when the summer. In addition, they have soft feet, which looks like snow shoes, to prevent it from plunging into the desert sand.
14. Javan rhinoceros (Rhinoceros sondaicus)
With no more than 60 head are left, or the Javan rhinoceros is a small one of the most endangered rhino species than others. He has a single horn and a very thick skin, even so-called iron-like steel.
As with other rhinos, this species eat plants and most of his time to soak in the mud to cool the body.
Although its population is now preserved in national parks, but still a lot culanya hunted, so the population is still threatened. Small population also resulted in their very risky deal with diseases and major natural disaster.

Comments