Skip to main content

Mamalia Purba dari Asia



Rabu, 3 Agustus 2011 - Rekaman mamalia fosil di Asia telah tumbuh pada langkah yang cepat di tahun-tahun sekarang, namun pengetahuan kita pada fauna Paleosen tetap sangat terbatas. Penyatuan batasan ini adalah sifat dari biokronologi, khususnya untuk fauna yang lebih tua. Seperti di Amerika Selatan, korelasi fauna antar benua yang umumnya endemik itu menantang dan hampir tidak adanya waktu mutlak, sering berdasarkan “tahapan evolusi.”
Fauna Paleosen awal (Shanghuan) paling jelas diwakili oleh dua lokasi di China timur: Lembah Nanxiong, Provinsi Guangdong, dan Lembah Qianshan, provinsi Anhui. Fauna ini termasuklah banyak endemik – pantodon (bemalambdid dan pantolambdodontid), anagalid, pseudictopid, dan gliran primitif – serta mesonychid dan viverravid yang berhubungan dengan bentuk Amerika Utara.
Situs Paleosen akhir lebih tersebar luas. Situs Nongshanian terkenal di beberapa bagian China timur, dimana selang Gashatan yang lebih muda terkenal dari Nei Mongol (China timur laut) dan beberapa lokasi di Mongolia selatan, dimana Gashato dan Naran Bulak merupakan situs yang paling terkenal. Fauna Paleosen akhir lebih luas daripada Paleosen purba. Di Nongshanian ada kelompok endemik yang sama denga dari Paleosen awal, Emanodon yang mengerikan, tethytheres phenacolophid, dan multituberkulata Kenozoikum pertama di Asia. Pengerat pertama Asia (Tribosphenomys) muncul di Geshatan, mendahului pengerat tertua di Amerika Utara. Baik fauna Nongshanian dan Gashatan mengandung taksa yang berkerabat dekat dengan bentuk Amerika Utara (uintatheres, arctostylopid, dan mesonychid), namun korespondensinya tampak lebih dekat di Geshatan. Bukan hanya sekarang Oxyaena dan Coryphodon sekarang ada di kedua benua, namun beberapa uintatheres, arctostylopid, dan mesonychid sama dengan yang datang dari Amerika Utara. Kemunculan ini menunjukkan kalau ada pertukaran besar antara fauna Asia dan Amerika Utara di dekat perbatasan Tiffanian/Clarkforkian. Keberadaan Prolimnocyon hyaenodontid dan perissodactyl yang tidak diketahui di fauna Gashatan Bayan Ulan (Meng et al., 1998) tidak diduga. Adanya perissodactyl dan bahkan identitasnya sebagai perissodactyl masih diragukan, namun Prolimnocyon masih menyusun satu satunya catatan Hyaenodontidae pra Eosen.
Citra kita pada fauna mamalia Paleosen dari Asia diambil terutama dari China timur dan utara serta Mongolia selatan. Semua daerah Asia utara, barat, dan Tenggara, serta sub benua India (yang belum bergabung dengan Asia waktu itu), tidak diketahui. Lebih jauh, ketidak seragaman relatif fauna Shanghuan dan Nongshanian menunjukkan kalau hanya ada selang waktu terbatas dari Paleosen awal dan akhir yang dapat direkam.
Fauna mamalia Eosen Tengah telah ditemukan di banyak lokasi di China, India, Jepang, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Myanmark, Pakistan, Turki, dan Uzbekistan. Pada akhir Eosen, fauna juga ditemukan dari Indonesia, Korea, dan Thailand. Fauna Eosen tengah dan akhir ini khususnya dari golongan perissodactyla (khususnya brontotheres, rhinocerotoids, dan deperetellid dan lophioaletid endemik), artiodaktil (khususnya raoellid, helohyd, dan anthracotheres), dan pengerat ctenodactyloid. Fauna-fauna lain adalah lagomorpha tertua dan pengerat cricetid, pengerat zapodid primitif, paus archaeocete, primata tarsiid, dan kemungkinan anthropoid (eosimiid). Pantodont terakhir kali muncul pada saat ini di Asia. Pada akhir Eosen, setidaknya di Asia Tengah, fauna yang didominasi perissodactyl beradaptasi dengan lingkungan hangat dan lembab digantikan oleh fauna yang didominasi oleh pengerat dan lagomorpha, yang teradaptasi dengan kondisi dingin dan lebih kering. Perubahan fauna ini berkorelasi dengan Grande Coupure di Eropa, disebut Mongolian Remodelling.


Comments