Skip to main content

JENGKOL ATAU JERING (Archidendron pauciflorum) SI BAU YANG DISUKA



Jengkol atau Jering (dalam nama ilmiah disebut Archidendron pauciflorum) memang bau tapi banyak yang suka. Bahkan biji jengkol atau jering menjadi salah satu menu favorit oleh sebagian masyarakat tidak hanya di Indonesia namun juga di Malaysia, Thailand, dan Filipina meskipun buah dari pohon yang juga bernama jengkol atau jering ini menghasilkan bau yang tidak sedap.
Di beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai Jengkol (Jawa, Betawi), kicaang, Jengkol (Sunda), Blandingan (Bali), Jering, Jiring (Melayu), Jaring (Banjar), Jaawi (Lampung), atau Lubi (Sulawesi).
Tanaman ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Dogfruit atau Ngapi Nut. Sedangkan dalam bahasa latin (nama ilmiah) tanaman ini dinamai Archidendron pauciflorum yang mempunyai sinonim Archidendron jiringa, Pithecellobium jiringa, dan Pithecellobium lobatum.
Tanaman Jengkol (Jering) berupa pohon dengan tinggi mencapai 10-26 meter. Buahnya berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buah Jengkol lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji Jengkol. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengilap.

Manfaat dan Bahaya Jengkol.
Buah jengkol ternyata kaya akan kandungan gizi. Menurut sebuah penelitian, dari 100 gram biji jengkol terkadung 133 kkal energi, 23,3 gram protein, 20,7 gram karbohidrat, 240 Sl vitamin A, 0,7 mg vitamin B, 80 mg vitamin C, 166,67 mg fosfor, 140 mg kalsium, 4,7 mg zat besi, 49,5 gram air.
Dengan berbagai kandungan gizi yang dipunyai, dipercaya Jengkol atau Jering (Archidendron jiringa) mampu mencegah gangguan diabetes, menurukan kadar gula darah dan dapat menjaga kesehatan Jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air dan mengurangi ancaman banjir di suatu tempat.
Pemanfaatan buah (biji) jengkol beraneka ragam. Mulai dimakan segar sebagai lalapan, diolah semur jengkol, hingga dijadikan keripik atau emping Jengkol.

Namun Jengkol juga mempunyai efek negatif. Yang pertama, jengkol mengandung asam jengkolat (jengkolic acid) yang tinggi sehingga konsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran urin, yang disebut “jengkolan”. Gejalanya mulai nyeri pada perut dan kadang-kadang muntah, nyeri waktu buang air kecil, urin berdarah, pengeluaran urin sedikit dan terdapat titik-titik putih seperti tepung, bahkan urin tidak bisa keluar sama sekali.
Kedua, tentu adalah bau. Bau buah jengkol sebenarnya tidak terlalu menyengat. Tetapi setelah dikonsumsi akan memberikan efek bau yang tidak sedap baik bau nafas maupun bau urine.
Meskipun menimbulkan bau yang tidak sedap dan ancaman asam jengkolat, tetapi nyatanya banyak yang suka dan tergila-gila pada Jengkol. Sobat juga?.

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan       : Plantae;
Filum            : Magnoliophyta;
Kelas            : Magnoliopsida;
Ordo             : Fabales;
Famili           : Fabaceae;
Upafamili     : Mimosoideae;
Genus           : Archidendron;
Spesies         : Archidendron jiringa.


Comments